Raja Mbadog. Begitulah gelar panggilan
yang diberikan kepada Dirjo, asal Kudus. Ia merupakan seorang youtuber yang
doyan makan, sehingga nama Raja Mbadog tersemat padanya. Dalam bahasa Jawa,
Mbadog/Badog memiliki makna makan (bahasa jawa agak kasar). Jadi arti Raja
Mbadog, adalah raja makan alias tukang makan.
Dan saat ini, sedang hits di youtube
aksi makan sambil ngevlog dalam porsi besar. Aksi tersebut lebih dikenal dengan
istilah Mukbang. Nah, tentu saja si Raja Mbadog asal Kudus ini tak mau
ketinggalan. Sebagai manusia yang doyan makan, Darjo pun ikutan ngevlog aksi
Mukbang.
Tapi jangan harap kita melihat Mukbang
ala Darjo dengan menu yang wahh dan enak-enak seperti food blogger kebanyakan.
Atau mengunjungi resto dan memesan menu yang kekinian. Mukbang yang disuguhkan
Darjo si Raja Mbadok sangat unik dan sederhana. Asal kenyang.
Untuk itu video yang diunggah Darjo
menyuguhkan menu apa adanya. Ia dengan semangat menyantap makanan rumahan,
bekal, nasi bungkus, hingga berkunjung ke warung makan sederhana.
"Hallo, perkenalkan nama saya Dirjo
julukan saya si 'Raja Badog' (raja makan). Porsi makan saya sekali makan paling
sedikit habis 4-5 piring," ucap Dirjo yng juga berprofesi sebagai sopir
truk tersebut.
Dalam setiap unggahan videonya, Darjo
mampu menghabiskan 5 hingga 25 porsi makanan sekaligus. Itu belum termasuk lauk
pauknya. Menu khas Kudus seperti belut goreng sambel bledek, pindang, ndas
manyung, sayur lodeh, mie tek tek, adalah favoritnya. Banyak netizen yang
geleng-geleng kepala menonton aksi Darjo menyantap makanan dengan lahap.
"Yang di dalam perut itu bukan usus
besar dan kecil. Setelah diperiksa oleh Dinas Kesehatan setempat di dalam perut
tersebut ternyata banyak gelandangan yang perlu banyak makan," gurau salah
satu netizen.
Wah, bisa muat banyak begitu ya? Bahanya
kalau tak terkontrol dan diimbangi olah raga bisa berefek pada kesehatan nih,
pak... Semoga aja nggak sering-sering melakukan aksi Mukbang ini.
Tag :
HEBOH
0 Komentar untuk "Raja Mbadog Ini Ikutan 'Tren Mukbang' Pakai Cara Unik Dan Sederhana"